Pages

Tuesday, March 19, 2013

RADIKAL BEBAS


Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan satu buah elektron dari pasangan elektron bebasnya, atau merupakan hasil pemisahan homolitik suatu ikatan kovalen. Akibat pemecahan homolitik, suatu molekul akan terpecah menjadi radikal bebas yang mempunyai elektron tak berpasangan. Elektron memerlukan pasangan untuk menyeimbangkan nilai spinnya, sehingga molekul radikal menjadi tidak stabil dan mudah sekali bereaksi dengan molekul lain, membentuk radikal baru. Radikal bebas dapat dihasilkan dari hasil metabolisme tubuh dan faktor eksternal seperti asap rokok, hasil penyinaran ultra violet, zat pemicu radikal dalam makanan dan polutan lain.

Penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas bersifat kronis, yaitu dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyakit tersebut menjadi nyata. Contoh penyakit yang sering dihubungkan dengan radikal bebas adalah serangan jantung,kanker, katarak dan menurunnya fungsi ginjal. Untuk mencegah atau mengurangi penyakit kronis karena radikal bebas diperlukan antioksidan.


Tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas ini, hanya saja bila jumlahnya berlebihan, maka kemampuan untuk menetralisirnya akan semakin berkurang. Merokok, misalnya, adalah kegiatan yang secara sengaja memasukkan berbagai jenis zat berbahaya yang dapat meningkatkan jumlah radikal bebas ke dalam tubuh. Tubuh manusia didesain untuk menerima asupan yang bersifat alamiah, sehingga bila menerima masukan seperi asap rokok, akan berusaha untuk mengeluarkan berbagai racun kimiawi ini dari tubuh melalui proses metabolisme, tetapi proses metabolisme ini pun sebenarnya menghasilkan radikal bebas. Pada intinya, kegiatan merokok sama sekali tidak berguna bagi tubuh, walau pun dapat ditemui perokok yang berusia panjang.

Radikal bebas yang mengambil elektron dari sel tubuh manusia dapat menyebabkan perubahan struktur DNA sehingga terjadi mutasi. Bila perubahan DNA ini terjadi bertahun-tahun, maka dapat menjadi penyakit kanker. Tubuh manusia, sesungguhnya dapat menghasilkan antioksidan, tetapi jumlahnya sering sekali tidak cukup untuk menetralkan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh. Atau sering sekali, zat pemicu yang diperlukan oleh tubuh untuk menghasilkan antioksidan tidak cukup dikonsumsi. Sebagai contoh, tubuh manusia dapat menghasilkan Glutathione, salah satu antioksidan yang sangat kuat, hanya saja tubuh memerlukan asupan vitamin C sebesar 1.000 mg untuk memicu tubuh menghasilkan glutahione ini. Keseimbangan antara antioksidan dan radikal bebas menjadi kunci utama pencegahan stres oksidatif dan penyakit-penyakit kronis yang dihasilkannya.

Kemajuan teknologi,perubahan lingkungan dan pola hidup menyebabkan manusia kini hidup dalam samudera radikal bebas.

Pakar kesehatan dari Rumah Sakit Imanuel Bandung dr Bing Handoyo, mengatakan, radikal bebas ada di mana-mana, termasuk makanan dengan kadar gula tinggi, garam berlebih, gurih dan bahkan olah raga berlebihan. Olah raga sampai ngos-ngoson akan menimbulkan banyak radikal bebas. Radikal bebas disebut-sebut sebagai pemuicu penyakit kronis seperti kanker. Tanda-tanda seseorang banyak terpapar radikal bebas, antara lain semakin banyak bintik-bintik hitam di tubuh, kulit kusam dan berkemih atau air kencing berwarna kuning atau kuning kecoklatan. 

Untuk menangkal radikal bebas tersebut, tubuh memerlukan antioksidan. Sumber antioksidan berasal buah dan sayuran, suplemen, seperti Vitamin A,C,E dan mineral melanin dan C sebagai antioksidan utama dan juga berasal dari air. Untuk diketahui, sebagian besar atau 70% tubuh manusia sebetulnya sudah terdiri dari air. Jika melakukan sesuatu dengan air,sudah pasti kebutuhan air tersebut terkoreksi. Air yang mengandung antioksidan jika dikonsumsi secara teratur maka 70%  tubuh selalu terpenuhi.

“Air antioksidan selain mengandung hidrogen aktif yang berfungsi menangkal radikal bebas juga mengandung alkalin untuk mengembalikan tubuh yang dalam keadaan asam tinggi menjadi basah kembali,”. Antioksidan mampu meminimalisir kekambuhan penyakit asma.

Minum air antioksidan sehari 2-3 liter setara dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran per hari. Secara normal tubuh manusia itu dengan tingkat keasaman hanya 7,4. Tetapi karena asupan yang tidak benar, misalnya terlalu banyak mengkonsumsi lemak jenuh,gula,makanan mengandung gurih yang teroksidasi menjadi asam urat, sehingga tubuh jatuh dalam keadaan asam. 

Dengan kata lain pada awalnya tubuh manusia 80% bersifat alkalin,dan 20% adalah asam. Namun karena perubahan lingkungan dan pola hidup menyebabkan keadaan tersebut menjadi sebaliknya. Salah satu tandanya adalah dari bau mulut. Anak kecil tidak bau mulut, namun keadaan sebaliknya terasa setelah semakin besar dan dewasa. Semakin asam tubuh seseorang semakin bau mulut. Meningkatnya keasaman pada tubuh, antara lain karena pangan yang dikonsumsi tidak lagi asli, seperti penambah rasa atau MSG, pemanis buatan dan pewarna buatan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan keasaman.

“Air antioksidan sama dengan air alkali yang baik untuk  mengalkali tubuh manusia yang dalam keadaan asam tinggi menjadi basa kembali”

Obat maag memiliki aluminium antasidan yang akan mengikat kalsium, sehingga mereka yang seringkali mengkonsumsi obat maag jangka panjang berpotensi osteoporosis. Dengan semakin banyak antioksidan akan meminimalisir potensi tersebut. Antioksidan juga dapat mencegah maag kambuh. Namun, bagi penderita maag akut disarankan hanya minum setengah sampai segelas, agar tidak memberatkan pencernaan. Maag kambuh juga bisa dinetralisir dengan air antioksidan ini. 
Senyawa antioksidan  yang mencegah oksidasi dan membantu menangkal radikal bebas penyebab timbulnya berbagai penyakit serta kaya akan kandungan hydrogen aktif dan mineral alami. Dan seluruh pangan yang dikonsumsi manusia hampir pasti menggunakan bahan tambahan pangan, seperti pengawet, pewarna buatan, perasa buatan dan pemanis buatan.

0 comments:

Post a Comment